Selasa, 27 Oktober 2009

Biaya Produksi Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Indonesia terletak di garis katulistiwa, sehingga Indonesia mempunyai sumber energi surya yang berlimpah dengan intensitas radiasi matahari rata-rata sekitar 4.8 kWh/m2 per hari di seluruh wilayah Indonesia. Dengan berlimpahnya sumber energi surya dan banyaknya wilayah di Indonesia yang belum memiliki aliran listrik, penggunaan energi surya untuk membangkitkan listrik adalah alternatif yang sangat menarik. Sayangnya biaya untuk membangkitkan listrik dengan tenaga surya adalah mahal.

Umumnya pembangkit listrik tenaga surya adalah menggunakan panel surya atau dalam bahasa inggris nya adalah solar panel. Solar panel/ panel surya adalah kumpulan dari sel silikon (disebut juga solar cells) yang disinari matahari/ surya, membuat photon menghasilkan arus listrik. Sebuah sel silikon menghasilkan kurang lebih tegangan 0.5 Volt. Jadi sebuah panel surya 12 Volt terdiri dari kurang lebih 36 sel (untuk menghasilkan 17 Volt tegangan maksimun).

Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) ekonomis untuk daerah terpencil yang belum terjangkau oleh listrik dari Perusahaan Listrik Negara. Saat ini program pemerintah untuk komunikasi bagi daerah terpencil seperti USO (Universal Service Obligation) banyak memanfaatkan tenaga surya. USO mengimplementasikan telepon dan internet.

Selain itu PLTS juga banyak digunakan untuk televisi, pompa air, lemari pendingin PUSKESMAS, komunikasi BTS.

Biaya pokoknya listrik dari beberapa sumber daya adalah sebagai berikut:

* Dari bahan bakar minyak atau diesel Rp 1.600-Rp 1.800 per kilowatt hour (kWh)
* Batu bara Rp 250-Rp 350 per kWh
* Gas Rp 350-Rp 450 per kWh
* Panas bumi Rp 700-Rp 800 per kWh.

Lalu berapa biaya pokok dengan tenaga surya? Menurut Edn, harga nya pada 2010 diperkirakan menjadi USD 2,500 per kwh. Artinya sekitar Rp. 25.000.000 dengan kurs 10.000.