Minggu, 20 Desember 2009

Mencari Lampu DC untuk Solar Cell

Solar cell menghasilkan listrik arus searah DC, karenanya lebih effisien menggunakan lampu DC. Lampu DC memang masih mahal, akan tetapi secara jangka panjang lebih murah. Lampu DC adalah beberapa jenis:
* Lampu DC Compact Fluorescent
* Lampu DC LED
dan satu lagi adalah Lampu Induksi LVD.


Lampu CFL sering digunakan untuk menggantikan lampu pijar karena hemat energi. CFL terdiri dari dua bagian, bagian tabung Mercury, dan bagian electronic ballast yang terletak di pegangan lampu.

LED banyak ditemukan perangkat elektronik untuk mengindikasikan power, status dll. Perkembangan teknologi, Lampu LED sudah banyak digunakan untuk penerangan umum. Lampu LED sudah difungsikan sebagai lampu taman, lampu emergency, lampu penerangan jalan, lampu sorot/ flood light, lampu penerangan.

Harus diakui bahwa teknologi LED masih belum dapat menggantikan lampu Sodium, Metal Halide yang banyak digunakan untuk lampu penerangan jalan PJU dan juga lampu sorot yang digunakan untuk papan reklame, lampu di stadiun dll. Hal ini terutama dalam hal jumlah lumen, dan warna.

Saat ini sudah ada lampu induksi LVD. Lampu induksi LVD memiliki selubung phospor gelas kaca yang diisi dengan gas mercury dan menggunakan generator frekwensi tinggi untuk menghasilkan radio frequency magnetic field untuk mengemisikan radiasi ultra violet di dalam tabung lampu.

Seperti juga lampu fluorescent, lampu induksi LVD memerlukan electronic yang disebut sebagai magnetic generator.

Keunggulan lampu induksi LVD:
  • Lumen effisiasi yang tinggi, hasil dari teknologi riset terbaru. Warna terang benderang.
  • Tanpa penggunaan elektroda mempertinggi masa pakai sampai 100.000 jam.
  • Lampu dapat langsung terang sesuai dengan spesifikasi. 
  • Tanpa flicker.